468x60 Ads

This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Sabtu, 22 September 2012

JURNAL TINGKAT PROFITABILITAS KREDIT MIKRO USAHATANI (STUDI KASUS) PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

-->

TINGKAT PROFITABILITAS KREDIT MIKRO USAHATANI (STUDI KASUS)
PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh :

UMBU JOKA
Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Faperta – Undana
Text Box:
 



RINGKASAN
Bagi petani umumnya modal identik dengan pembiayaan yang sangat sulit untuk ditanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usahatani di pedesaan atau daerah pinggiran kota. Akses petani terhadap sumber – sumber permodalan resmi masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani yang dilakukan dan merancang model persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat profitabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini, yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Analisis dilakukan secara deskriptif dan analisis statistik dengan model regresi secara simultan, dengan menggunakan analisis struktural. Analisis dilakukan  terhadap variable yang menentukan tingkat profitabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable seperti tingkat suku bunga, biaya tahunan, pendapatan tahunan, CAR, LDR, BOPO, jumlah petani yang mengakses, jumlah kredit mikro usahatani yang disalurkan, pertumbuhan ekonomi regional, tingkat inflasi,DPK, dan Jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh nyata terhadap tingkat profitabilitas kredit mikro usahatani pada  PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini merekomendasikan bahwa bagi calon debitur  maupun bagi pihak perbankan bahwa hendaknya jangan hanya memperhatikan unsur suku bunga, inflasi dan jumlah penghasilan dalam permintaan kredit, tetapi juga memperhatikan variabel yang lainnya, seperti informasi yang lengkap, issuer, atau news, pertumbuhan ekonomi  kondisi persaingan, kebijakan pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta variabel lainnya yang dapat memberikan dasar pertimbangan dalam penentuan penggunaan layanan  perbankan.

SUMMARY
Farmers are generally facing the problem of the back of capital access especially in rural area. Farmers accesses to source of a formal capital are limited. The goals of the research are to know the factors - factors that affect the level of profitability in micro credit for farmers who do and design the model equations that can be used to determine the level of profitability at Regional Development  Bank of East Nusa Tenggara as a financial institution in the micro business lending to farmers.
Data was collected through survey methods, data collected in the form of secondary data. Secondary data obtained from the institutions or agencies associated with this research, namely PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara. Analyses were performed using descriptive and statistical analysis with regression models simultaneously, by using structural analysis. Analyses were performed on variables that determine the level of profitability at Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.
The results of this study indicate that variables such as interest rates, annual fees, annual income, CAR, LDR, BOPO, the number of farmers, the number of micro-credit, regional economic growth, inflation rates, deposits, and the number of workers have an influence real impact on the profitability of farming in the Bank NTT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara. The study recommends that the prospective borrower as well as for the banks that should not only pay attention to elements of interest rates, inflation and the amount of income in credit demand, but also consider other variables, such as incomplete information, the issuer, or the news, the economic growth of competitive conditions, government policy in the short and long term, as well as other variables that can provide basic consideration in determining the use of banking services.


PENDAHULUAN
Secara tidak disadari, sebenarnya petani sudah berhitung – hitung dan sudah menerapkan prinsip ekonomi pada usahataninya, hanya saja tidak pernah dilakukan pencatatan atau perhitungan secara tertulis. Dalam pemilihan bibit, penggunaan pupuk, penggunaan obat – obatan, dan juga penggunaan tenaga kerja, petani sudah menimbang mana yang lebih baik hasilnya dan mana yang lebih murah biayanya. Tujuan akhirnya adalah petani menginginkan biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya serendah mungkin dan memperoleh hasil sebanyak mungkin. Biasanya dikatakan usahatani yang baik adalah usahatani yang produktif dan efisien, artinya produktivitas usahataninya tinggi. Produktivitas tidak lain merupakan konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyakanya hasil (output) yang diperoleh dari satuan input yang diberikan. Sementara kapasitas tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap tenaga dan modal untuk memberikan hasil (Daniel, 2001).
Bagi petani umumnya modal identik dengan pembiayaan yang sangat sulit untuk ditanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usahatani di pedesaan atau daerah pinggiran kota. Akses petani terhadap sumber – sumber permodalan resmi masih sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan jaminan (seperti menggadaikan hasil panen dengan harga yang cukup rendah dalam sistem ijon) ataupun bunga yang tinggi. Umumnya hanya petani yang lahannya luas yang lebih mudah mendapatkan modal, sedangkan sebagian besar petani di Indonesia umunya dan Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya, hanya menguasai lahan sempit. Jika lahan usahatani yang dijadikan agunan untuk mendapatkan kredit modal dari perbankan, maka hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar petani tidak layak mendapat modal yang bersumber dari lembaga keuangan resmi. Oleh karena itu modal masih menjadi salah satu faktor penghambat dalam mengelola usahatani.
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur menunjukan keberpihakannya terhadap ekonomi masyarakat di daerah Nusa Tenggara Timur dengan terus melakukan pendekatan-pendekatan melalui sejumlah kebijakan dan program pendukung yang diharapkan mampu membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya.
Salah satu bentuk peran aktif yang ditunjukkan adalah melalui penyaluran berbagai jenis bantuan modal secara kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.  Khusus untuk kredit modal kerja mikro bidang pertanian, terdapat beberapa hal menarik. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sampai saat ini tingkat pengembalian kredit usaha pertanian (padi, jagung) relatif rendah  dengan kata lain cenderung bermasalah dalam pengembaliannya. Bila ditelusuri lebih mendalam faktor penyebabnya sangat beragam seperti   : (1). Ketepatan waktu pembiayaan; (2) Skala usaha ekonomi pertanian yang dikelola ; (3) Penggunaan varitas benih yang tepat; (4) Keterbatasan ketersedian Sarana Produksi; (5) Tingginya biaya pengolahan lahan; (6) Penanganan pasca panen, transportasi  termasuk fasilitas jalan; (7) Ketersediaan Air.
Produksi  pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih rendah dimana sebagian besar lahan masih berproduksi selama 4 (empat) bulan dalam setahun atau hanya semusim. Hal ini disebabkan sebagian besar petani masih fokus pada padi dan jagung (tanaman homogen) yang bergantung pada  sumber air  hujan. Hal ini yang mendorong penulis untuk melihat lebih jauh tentang tingkat profitabilitas kredit mikro usaha tani yang dikucurkan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Sehingga berbagai kemungkinan dapat diprediksi guna meningkatkan kemampuan kreditur dalam mengambil kredit dan meningkatkan taraf kepercayaan Bank dalam memberikan kredit usaha tani.

PERUMUSAN MASALAH
Secara rinci permasalahan penelitian ini dapat diajukan pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut:
(1). Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Pertumbuhan Ekonomi dan faktor internal seperti Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Kantor berpengaruh terhadap perubahan laba atau tingkat profitabilitas khususnya pada kredit usahatani yang disalurkan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
(2).   Bagaimana dampak simulasi atau analisis kebijakan dari faktor – faktor terhadap perubahan laba atau tingkat profitabilitas khususnya pada kredit usahatani yang disalurkan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.

TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1.      Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani yang dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan.
2.      Merancang model persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat profitabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani

KONTRIBUSI
Penelitian  ini diharapkan berguna :
1.      Sebagai bahan informasi bagi petani dalam memperoleh pengetahuan tentang akses modal dari lembaga keuangan demi  pengembangan usahanya.
2.      Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam menyalurkan bantuan modal sebagai rangsangan usaha bagi petani.
3.      Sebagai informasi bagi pihak Bank sebagai lembaga yang mempunyai fungsi intermediasi (intermediate function) dalam memprediksi tingkat profitabilitas untuk pengucuran kredit mikro usahatani.
4.      Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya


METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kantor Pusat PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur terletak di jalan W. J. Lalamentik no. 102, Kecamatan Oebobo Kupang. Pengumpulan data dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret tahun 2012.
Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan sample dilakukan dalam satu tahap, yaitu penetapan lokasi dilakukan dengan metode studi kasus (case study) yaitu dipilih Kantor Pusat PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur terletak di jalan W. J. Lalamentik no. 102, Kecamatan Oebobo Kupang.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini, yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Metode dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan analisis fungsi persamaan simultan. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani yang dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan. Sedangkan analisis dengan persamaan simlutan guna merancang model persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat profitabilitas, serta pengaruh keterkaitan antara biaya dan pendapatan yang menetukan tingkat profitabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani
Masalah identifikasi dalam persamaan simultan yang mencakup dua atau lebih persamaan adalah penting untuk menentukan jumlah variable eksogen dan variable endogen. Dalam penelitian ini untuk menentukan Laba (profit) PT. Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur tergantung pada pendapatan (Y) dan Biaya, dalam fungsi pendapatan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam hal ini Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terdapat hubungan dua arah sehingga menyebabkan perbedaan antara variabel bebas dan terikat menjadi meragukan. Dalam persamaan simultan ada lebih dari satu persamaan, satu untuk tiap varibael tak bebas atau bersifat endogen atau gabungan atau bersama.
Pada situasi tertentu, hubungan sebab akibat antar variable sering menjelaskan persamaan simultan. Jika Y ditentukan oleh C dan C ditentukan oleh Y maka hubungan antara I dan C akan menentukan variable dependen dan variable eksplanatoris, model demikian terdiri lebih dari satu persamaan dan salah satu variable adal mutually atau jointly, dependent atau endogeneous variable. Variable lain yang benar – benar non – stochastic (deterministic/ sudah pasti) disebut exogenous atau predetermined variables.
Dalam penelitian ini parameter diestimasi dengan menggunakan Three - stage least Square (3SLS) dan variable – variable instrument akan menghasilkan estimator – estimator yang konsisten dan efisien. Anehnya, jika kita menggunakan metode – metode alternatif ini untuk persamaan yang tidak simultan hasil estimator – estimatornya konsisten, tetapi tidak efisien . Three- stage least square digunakan untuk menggantikan metode Ordinary Least square (OLS) yang tidak dapat mengestimasi suatu persamaan dalam sistem persamaan – persamaan simultan, terutama karena adanya saling ketergantungan antara variable disturbance (pengganggu) dengan variable – variable penjelas endogen atau adanya pelonggaran terhadap asumsi klasik nomor tiga. Berikut model persamaan simultan sebagai contoh (Sarwoko : 2005):

Y1t = β0 + β1Y2t + β2Xt + u1t
Y2t = α0 + α1Y2t + α2Zt + u2t
Variable baru sebagai proxy terhadap Y2t diharapkan memiliki korelasi yang tinggi dengan Y2t tersebut  dan independent terhadap variable disturbance u1t ; dianggap tidak ada kausalitas bersama (joint causality) antara variable instrument dengan variable endogen, sehingga penggunaan variable instrument dapat menghindari pelanggaran asumsi klasik nomor tiga.
Maka model persamaan simultan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode menggunakan Three - Stage Least Square (3SLS) dan variable – variable instrument.  Model persamaan struktural pendapatan yang dibangun sebagai berikut :
Y1=α1+β1 Y2+ β2 X3+ β3 X4+ β4 X5+ β5 X6 + β6 X8 + β7 X18 +u1
Di mana :
Y1        = Pendapatan
Y2        = Biaya
X3        = Tingkat suku bunga kredit mikro usahatani
X4        = Loan to Deposit Ratio (akhir tahun)
X5        =∑ petani yang terlibat atau mengakses kredit mikro usahatani
X6        =∑ kredit mikro usahatani yang disalurkan
X8        =Capital Aquedancy Ratio (CAR)
X18         =  pertumbuhan ekonomi

Y2=α2+β8 Y1+ β9 X6 + β10 X12+ β11 X14 + β12 X15 + β13 X17 + u2
Di mana :
Y1        = pendapatan
X6        =∑ kredit mikro usahatani yang disalurkan
X12       =  Tingkat inflasi
X14       =  BOPO
X15       = ∑ Dana Pihak Ketiga
X17       =  ∑ tenaga kerja
Berdasarkan hasil permodelan dengan menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2 selanjutanya nilai / tingkat profitabilitas dengan persamaan sebagai berikut; Untuk mendapatkan Laba atau Profit maka digunakan rumus  Y3 = Y1 - Y2.
Menurut Gujarati (1999), sistem persamaan simultan merupakan suatu himpunan persamaan di mana variabel dependen yang terdapat dalam satu atau lebih persamaan juga dapat menjadi variabel independen dalam persamaan lain. Solimun dan Rinaldo (2008) juga mengungkapkan bahwa sistem persamaan simultan setara dengan analisis regresi yaitu merupakan alat untuk prediksi, yaitu prediksi nilai variabel endogen bilamana nilai variabel eksogen diketahui atau berubah.
Berdasarkan perhitungan maka model terdiri dari 2 variabel endogenous dan 10 eksogenous variable sehingga keseluruhan persamaan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan Three - Stage Least Square (3SLS) dan variable – variable instrument karena teridentifikasi sebagai Overidentified

HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Bank Pembangunan Nusa Tenggara Timur disingkat PT Bank. NTT (selanjutnya disebut Perseroan) didirikan berdasarkan ide para sesepuh Propinsi Nusa Tenggara Timur antara lain yaitu W.J.Lalamentik (Gubernur pertama Nusa Tenggara Timur), Frans Seda, D.Paikun dan J.L. Indradewa. Perseroan didirikan dengan Nama PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur berdasarkan Akta Pendirian No.12 tanggal 18 Oktober 1961, dibuat di hadapan Casper Melchior Keluanan Amalo, Wakil Notaris Sementara di Kupang.PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur mulai melakukan kegiatannya sebagai bank pada tanggal 17 Juli 1962 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan dan Bank Sentral No: BUM 9-13/II tanggal 5 Februari 1962 tentang Pemberian Izin Usaha kepada PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, dengan kedudukan tempat usaha di Kupang Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun 1999, Perseroan menjadi salah satu Bank Pembangunan Daerah yang masuk Program Rekapitalisasi Bank Pembangunan Daerah karena mempunyai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) lebih kecil dari 8% (delapan persen). Berdasarkan Perjanjian Rekapitalisasi tanggal 7 Mei 1999 yang ditandatangani oleh dan antara Perseroan dengan Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Indonesia, sebagai konsekuensi dan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank-Bank Umum serta Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999, No/ 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Pembangunan Daerah serta Keputusan Bersama Menteri Keuangan RI dan Gubernur Bank Indonesia No. 135/KMK.017/1999 dan No. 32/KEP/GBI tanggal 9 April 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Pembangunan Daerah.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PTPT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No.26 tanggal 6 Juni 2008 dibuat di hadapan Emmanuel Mali, S.H., Notaris di Kupang, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-48098.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 5 Agustus 2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0067344.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 5 Agustus 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tanggal 7 Oktober 2008, Tambahan No.19417 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No.72 tanggal 17 Juli 2009 dibuat di hadapan Emmanuel Mali, S.H., Notaris di Kupang, telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU--AH.01.10-06441 tanggal 17 Maret 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0020042.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 17 Maret 2010 (www.bankntt.net.id).

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
4.1.Analisis Struktural
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh antar variabel baik endogenus maupun eksogenus secara simultan. Secara keseluruhan  terdapat dua persamaan structural dan satu persamaan identitas masing – masing persamaan structural Pendapatan (Y1), Persamaan Struktural Biaya (Y2) dan persamaan structural Tingkat Profitabilitas (Y3). Persamaan struktural tingkat Profitabilitas diperoleh dengan jalan mengurangkan Pendapatan dengan biaya.

a.      Pendapatan Bank
Hasil analisis 3SLS menunujukkan bahwa terdapat 7 variabel penduga yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variable endogen pendapatan Bank, yaitu : biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur,  tingkat suku bunga kredit usahatani, Loan to Deposit Ratio (LDR),  jumlah petani yang mengakses kredit mikro usahatani, jumlah kredit yang disalurkan, Capital Aquedancy Ratio (CAR), dan tingkat pertumbuhan ekonomi.  Berdasarkan hasil pada tabel 2, maka  dapat dinotasikan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y1= -253474 + 0,64 Y2+ 1929,17  X3 588,64 X4+ 68,04 X5+ 4557,75 X6 + 12407 X8 + 0,017 X18 +u1
Variabel biaya tahunan yang disimbolkan dalam model dengan lambang Y2 mempunyai pengaruh nyata terhadap Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf nyata α= 10 % dengan tingkat  kepercayaan sebesar 90% . Setiap kenaikan Rp. 1,-  biaya tahunan akan menyebabkan kenaikan pendapatan tahunan bank sebesar Rp. 640.000,- dinotasikan sedemikian karena pada software SAS version 9.1 sebelumnya pendapatan tahunan dan biaya tahunan telah di konfersi dalam satuan juta rupiah.
 Biaya dalam hal ini sebagai bentuk pengorbanan ekonomi  dalam satuan uang yang wajib dikeluarkan oleh pihak PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur guna memperoleh tingkat pendapatan tertentu. Biaya dalam peneltian ini terkhusus guna promosi berbagai produk jasa perbankan yang dapat digunakan oleh debitur termasuk kemudahan serta beberapa bentuk ‘reward’ atau penghargaan pada para nasabah yang telah memberikan kepercayaan dengan menggunakan jasa PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Hal seperti diatas akan meningkatkan antusiasme dari nasabah guna memanfaatkan berbagai fasilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dengan semakin bertambahnya simpanan nasabah yang dalam penelitian ini turut dihitung dalam variabel X15 yang berdefinisi dana pihak ketiga, sehingga pihak bank dapat memaksimalkan fungsi intermediasinya dengan mempromosikannya agar terhindar dari kondisi idle money . Selain itu biaya juga meliputi seperti biaya penagihan bila terjadi masalah (penunggakan) dalam penyelesaian kredit dari debitur.
Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan perubahan dalam permintaan uang (kredit). Variabel tingkat suku bunga kredit usahatani mempunyai pengaruh nyata terhadap Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf nyata α= 5 % dengan tingkat  kepercayaan sebesar 95% . Setiap kenaikan 1%  bunga kredit mikro usahatani  akan menyebabkan kenaikan pendapatan tahunan bank sebesar Rp. 1.929.170.000,-
 Variabel yang berpengaruh secara nyata berikutnya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu bertingkat kepercayaan sebesar 92% dengan taraf nyata α= 8 % , hal ini berarti setiap kenaikan 1% LDR  akan menurunkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 558.600.000  . LDR dihitung dari perbandingan antara total kredit dengan dana pihak ketiga.
Variable X5 jumlah petani yang mengakses kredit mikro usahatani juga mempunyai pengaruh nyata positif terhadap pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf kepercayaan 95% (α=5%). Setiap penambahan 1 orang jumlah petani (debitur) yang mengakses kredit mikro usahatani pada PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur akan menyebabkan kenaikan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar kurang lebih Rp. 68.040.000. Sehingga pihak Bank perlu mencari startegi promosi yang mempermudah dan membantu dalam proses layanan penyaluran kredit, hal ini bertujuan juga agar menjaga kestabilan dalam likuidasi sehingga standar BI tentang LDR dapat dipenuhi.  Pola pelayanan kredit yang ideal untuk petani tanaman pangan dan sayuran adalah sebagai berikut: 1) Lembaga pembiayaan agar menghindari persyaratan agunan sertifikat tanah, tetapi apabila terpaksa hendaknya dapat diwakili oleh sertifikat pengurus kelompok tani seperti pada kredit program, atau bisa juga dibentuk lembaga penjamin kredit. 2) Bentuk kredit berupa uang tunai agar petani dapat mengelola sendiri pinjaman sesuai dengan perkembangan kebutuhan usaha tani. 3) Kredit bersifat jangka pendek (musiman) dan pembayaran dilakukan setelah panen. 4) Tingkat suku bunga komersial masih bisa diakses oleh petani, asalkan prosedur pengajuan dan perolehan kredit mudah, cepat, dan jumlahnya sesuai dengan pengajuan. 5) Besaran plafon kredit sekitar nilai untuk biaya pengadaan benih, pupuk, dan obat-obatan. 6) Pengajuan dan penyaluran kredit dilakukan melalui kelompok tani dengan harapan di samping dapat menekan biaya pengajuan dan penyaluran, juga ada kontrol atau pembinaan pengelolaan pinjaman dan usaha yang dijalankan petani. 7) Petani menghindari jenis sanksi penyitaan agunan sehingga sebaiknya sanksi berupa tanggung renteng seperti pada KUM atau penundaan/ penjadwalan kembali waktu pembayaran seperti pada kredit program dan lembaga kredit informal.
Petani sebagai pengguna kredit (debitur) perlu mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kredit, yaitu: 1) kredit digunakan untuk tujuan produktif, 2) membatasi meminjam kredit pada lembaga pembiayaan yang tidak terbiasa, 3) kredit digunakan untuk usaha yang akan memberikan penerimaan paling tinggi dalam batas risiko yang rasional, 4) membuat catatan usaha tani sehingga dapat melakukan analisis yang objektif tentang kebutuhan kredit, 5) memperhatikan kemampuan mengembalilan kredit dari usaha yang dijalankan, 6) memilih sumber kredit yang menyediakan kebutuhan kredit yang paling sesuai dengan kebutuhan, dan 7) membangun kejujuran (Richardson et al. 1982 dalam Supriatna 2009). Dan variable X6 yaitu Jumlah kredit yang disalurkan kepada petani yang mengakses kredit mikro usahatani juga mempunyai pengaruh nyata yang bernilai positif dengan nilai α= 6% pada tingkat kepercayaan sebesar 94% , sehingga setiap penambahan 1%,- jumlah kredit yang disalurkan akan meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 4.557.700.000,-
Kenaikan 1 % Capital Aquidency Ratio (X8) akan meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 12.407.670.000,-  dengan taraf kepercayaan sebesar 95% (α=5). Hasil penelitian ini menunjukkan hasil adanya pengaruh positif dan signifikan antara CAR terhadap Pendapatan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur . Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga pendapatan laba bank semakin meningkat. Dengan kata lain CAR berhubungan positif dengan Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur untuk kategori bank yang mulai go public.
Dalam pembentukan suku bunga Variable X18 atau didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi masyarakat di propinsi NTT juga berpengaruh nyata secara positif dalam perhitungan secara simultan, hal ini ditunjukkan lewat setiap kenaikan 1% pertumbuhan ekonomi masayarakat di provinsi NTT maka akan meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar. Rp.17.000,- dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%). Hal ini tidak terlepas dari kehadiran PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai BUMD (Badan Usaha MIlik Daerah) yang pada visi dan misinya secara umum demi mendukung perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

b.      Biaya Bank
Hasil analisis 3SLS menunjukkan terdapat 6 variabel penduga yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variable endogen biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, yaitu : pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, jumlah kredit yang disalurkan, tingkat inflasi, Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Jumlah Tenaga Kerja.  Berdasarkan hasil pada tabel 2, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut :
Y2=-94043,4 + 0,65 Y1 +122,04 X6 + 278,53  X12 + 136,19 X140,005 X15 + 11,9 X17 + u2
Variabel Inflasi (X12) adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Sehingga dalam hasil perhitungan secara simultan inflasi berpengaruh secara positif terhadap Biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, yaitu setiap kenaikan 1% inflasi akan meningkatkan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 278.500.000,- .  Hal ini disebabkan karena  pihak PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai kreditur akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun.
Variable pendapatan tahunan  mempunyai pengaruh nyata yang positif terhadap biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf kepercayaan sebesar 99% (α=1%) , hal ini disebabkan oleh seperti yang terdapat pada persamaan pertama Y1 di atas bahwa setiap kenaikan Rp. 1,- pendapatan akan mengakibatkan ikutan kenaikan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 650.000.
Variabel kedua yaitu X6 atau didefinisikan sebagai jumlah kredit yang disalurkan  juga turut menentukan jumlah biaya tahunan yang harus dikeluarkan atau ditanggung oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, variable ini mempunyai pengaruh positif terhadap biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf nyata α= 5% pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan 1%  jumlah kredit yang disalurkan akan membutuhkan biaya sebesar Rp.122.046.300,-.
Variabel Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) yang dilambangkan dengan X14 dari hasil perhitungan uji secara simultan menunjukkan nilai positif bertaraf kepercayaan sebesar 95% (α=5%) terhadap biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur hal ini berarti bahwa setiap kenaikn 1% BOPO PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur akan meningkatkan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp.136.100.000,-. Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja bank adalah dengan menekan biaya operasi (BOPO) melalui program efisiensi.
Variabel X15 yang didefinisikan sebagai dana pihak ketiga yang dimaksud yaitu antara lain giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antarbank). Karena semakin banyak dana yang disalurkan ke pinjaman dan semakin rendah dana idle money (kelebihan likuiditas) atau tertahan di bank maka makin tinggi pendapatan bunga bank dan semakin tinggi laba bank.  Sehingga pihak Bank membutuhkan terobosan dan biaya seperti promosi guna memperkenalkan produk – produk kredit yang dapat diakses oleh debitur guna menghindari kondisi idle money. Berdasarkan perhitungan secara simultan pada taraf nyata α=10% dengan tingkat kepercayaan sebesar 90%, setiap pertambahan DPK sebesar 1% maka akan menurunkan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 556,-.
Variable terakhir X17 yang berdefinisi jumlah tenaga kerja tetap PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur mempunyai nilai positif  terhadap Biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur berdasarkan hasil perhitungan secara simultan dengan taraf kepercayaan 99% (α=1%) jadi bila terjadi penambahan tenaga kerja sebanyak 1 orang maka biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur akan naik sebesar Rp. 11.900.000,-. Dapat dijelaskan bahwa kenaikan biaya tersebut disebabkan oleh pertambahan pengeluaran demi mencapai efisiensi operasional Bank seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya tentang BOPO, penambahan jumlah tenaga kerja akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pada biaya operasional tetapi dengan bertambahnya tenaga kerja dengan tingkat produktivitas yang sesuai harapan maka dapat meningkatkan juga pendapatan operasional  seperti kualitas pelayanan yang makin baik.
Simulasi Kebijakan
Pada bagian ini akan menjelaskan beberapa pendekatan kebijakan berdasarkan uraian – uraian di atas yang dapat diambil dari hasil penelitian ini ialah dengan menerapkan beberapa scenario simulasi kebijakan guna mengetahui; (1) bagaimana meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, (2) bagaimana menekan biaya tahunan , dan (3) bagaimana meningkatkan pemberian kredit mikro usahatani bagi petani.

Pada simulasi kebijakan ini, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi pendapatan dan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur terhadap perubahan beberapa variable exogenous. Secara sederhana kalimat tersebut dapat dirumuskan:
 =  .
Atau secara dapat disederhanakan dalam penelitian ini dY/dX merupakan parameter hasil pengujian secara simultan dari masing – masing variable atau disimbolkan dengan β, sedangkan x dan y merupakan nilai rata – rata dari masing – masing variable exogenous dan endogenous yang akan dihitung elastisitasnya.
(1)   Meningkatkan Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
Berbagai langkah guna meningkatkan pendapatan tahunan Bank dapat dilakukan, seperti dengan menurunkan suku bunga berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan rumus  elastisitas di atas mendapatkan nilai elastisitas tingkat suku bunga terhadap pendapatan tahunan sebesar 109.5 hal ini mendukung juga yang terdapat dalam analisis strukutrural bahwa kenaikan 1% tingkat suku bungan akan menaikan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar 1.929, 170 %, tetapi bila langkah ini dirasa cukup beresiko dengan berbagai pertimbangan maka perlu dipertimbangkan tentang tingkat pertumbuhan ekonomi. Hasil perhitungan tingkat elastisitas variable pertumbuhan ekonomi terhadap pendapatan tahunan bernilai 374.79.
Selain meningkatkan suku bunga, guna meningkatkan pendapatan tahunan dapat dilakukan dengan perluasan atau ekspansi penyaluran kredit kepada petani yang akan mengakses kredit, berdasarkan hasil perhitungan elastisitas maka diperoleh tingkat elastisitas antara pendapatan tahunan dengan jumlah petani yang mengakses kredit mikro usahatani sebesar 42,38. Senada dengan penjelasan sebelumnya dengan memperluas jangkauan debitur yang akan mengakses maka penambahan jumlah kredit mikro usahatani yang disalurkan juga menjadi langkah baik seiring dengan meningkatnya jumlah debitur, pada perhitungan elastisitas antara jumlah kredit yang disalurkan dengan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur diperoleh nilai elastisitas sebesar 4.557,75. Hal ini dapat menjadi solusi karena pendapatan terbesar Bank masih didominasi oleh pendapatan dari bunga kredit, jadi upaya ekspansi merupakan langkah yang baik selain guna mengendalikan kondisi likuiditas bank agar LDR tetap berada pada kisaran normal sesuai standar Bank Indonesia (78% - 100%).
(2)   Menekan biaya
Selain meningkatkan pendapatan, menekan biaya juga menjadi langkah bijak yang perlu diambil. Penekanan dapat diambil adalah dengan meningkatkan efisiensi. Semakin  besar rasio BOPO, kian rendah tingkat efisiensinya. Perbankan Indonesia masih dibebani oleh biaya operasional tinggi yang berpengaruh terhadap suku bunga pinjaman, sehingga fungsi intermediasinya terbatas. Sulit bagi pelaku usaha mengembangkan usahanya jika masih terbebani oleh bunga kredit yang mahal karena inefisiensi yang masih terjadi di perbankan nasional selama ini. Upaya menekan BOPO yang sederhana adalah dengan menekan biaya dana (cost of fund) sehingga bunga kredit berpeluang turun. Hasil perhitungan elastistas antara biaya tahunan dengan rasio BOPO memperoleh hasil sebesar 30,24.
Sejalan dengan itu, rencana aksi peningkatan efisiensi operasional juga harus disiapkan. Salah satunya adalah meninjau struktur organisasi bank yang kebanyakan terdiri dari karyawan di unit-unit pendukung atau unit-unit non bisnis. Kisaran komposisi karyawan di unit-unit non bisnis adalah 60% berbanding 40% karyawan di unit-unit bisnis. Komposisi yang seperti ini harus segera diubah sehingga makin banyak karyawan di unit-unit bisnis untuk mengejar profit, bukan sebagai sumber biaya (cost centre). Berdasarkan hasil perhitungan tingkat elastisitas, antara jumlah pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dengan biaya tahunan memiliki nilai elastisitas sebesar 33,65. Penggunaan teknologi informasi juga menjadi penting untuk menekan BOPO. Bank harus proaktif mendorong nasabahnya menggunakan electronic channels untuk melayani kebutuhan nasabah, seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM), internet banking dan mobile banking. Penggunaan saluran elektronik dapat menekan biaya operasional karena mengurangi penggunaan tenaga manusia.
Penggunaan sarana pendukung seperti kendaraan operasional, listrik, air conditioner (AC) di ruangan kerja dan alat tulis kantor (ATK) juga bisa dihemat. Perilaku dan sikap kerja yang efisien dan hemat harus dibudayakan di kalangan perbankan agar membantu penurunan BOPO. permodalan, dan fungsi intermediasinya.
(3)   Meningkatkan kredit bagi petani
Pelaksanaan pinjaman kredit untuk petani tanaman pangan di samping mempertimbangkan model ideal, juga diperlukan tindakan lanjutan berupa pendampingan dalam penggunaan kredit maupun pembinaan usaha yang dijalankan petani. Dengan demikian tingkat pengembalian kredit (repayment capacity) usahanya meningkat sesuai harapan
Kemitraan antara petani sebagai contoh yang sedang berlangsung di Desa Oebola dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk mendesiminasikan hasil Litbang pertanian. Kemitraan dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur ini diprakarsai oleh suatu kolaborasi Penelitian Antara BPTP NTT, BALITKABI Malang, UNDANA dan FORUM INDUSTRI KACANG HIJAU Propinsi NTT yang terfokus pada Komoditas Kacang Hijau.
Kemitraan dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur di Desa Oebola Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang merupakan gerakan memasyarakatkan teknologi dan mengembangkannya dalam skala ekonomi sebagai upaya mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada tulisan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.       Perkembangan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur terus menunjukan keberpihakannya terhadap ekonomi masyarakat di daerah Nusa Tenggara Timur dengan terus melakukan pendekatan-pendekatan lewat sejumlah kebijakan dan program pendukung yang diharapkan mampu membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya
2.       Berdasarkan hasil analisis struktural maka diperoleh model guna meramalkan tingkat profitabilitas kredit mikro usahatani sebagai berikut :
Y1= -253474 + 0,64 Y2+ 1929,17  X3 – 588,64 X4+ 68,04 X5+ 4557,75 X6 + 12407 X8 +0,017 X18 +u1

Y2=-94043,4 + 0,65 Y1 +122,04 X6 + 278,53  X12 + 136,19 X14 – 0,005 X15 + 11,9 X17 + u2
3.       Berdasarkan nilai R square sebesar 0,99. Hal ini berarti 99 % persen pendapatan  dipengaruhi oleh ketujuh  variabel eksogenous yaitu biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur,  tingkat suku bunga kredit usahatani, Loan to Deposit Ratio (LDR),  jumlah petani yang mengakses kredit mikro usahatani, jumlah kredit yang disalurkan, Capital Aquedancy Ratio (CAR), dan tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi NTT. Sedangkan sisanya 1 persen dipengaruhi oleh sebab-sebab lain di luar model.
4.       Hasil analisis 3SLS menunjukkan terdapat 6 variabel penduga yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variable endogen biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, yaitu : pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, jumlah kredit yang disalurkan, tingkat inflasi, Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), dana pihak ketiga (DPK), dan Jumlah Tenaga Kerja. Demikian pula dilihat sign yang dihasilkan untuk setiap parameter pendugaan. Kecuali Variabel X12 yang didefinisikan sebagai tingkat inflasi, lima variabel lainnya memberikan sign sesuai dengan harapan teoritis

Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disarankan bagi calon debitur  maupun bagi pihak perbankan bahwa hendaknya jangan hanya memperhatikan unsur suku bunga, inflasi dan jumlah penghasilan dalam permintaan kredit, tetapi juga memperhatikan variabel yang lainnya, seperti informasi yang lengkap, issuer, atau news, pertumbuhan ekonomi  kondisi persaingan, kebijakan pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta variabel lainnya yang dapat memberikan dasar pertimbangan dalam penentuan penggunaan layanan  perbankan.
Seperti pada simulasi kebijakan tentang penekanan biaya, agar mampu bersaing menghadapi bank-bank kompetitor lainnya, PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur perlu terus didorong meningkatkan efisiensi, permodalan, dan fungsi intermediasinya. Pengefisienan bias dilakukan seperti penggunakan fasilitas elektronik bagi nasabah guna mengurangi penggunaan tenga manusia yang lebih bias dimaksimalkan pada unit – unit usaha bisnis guna mengejar laba (profit centre).
Bagi pihak internal perbankan dapat menentukan tingkat pendapaan tahunan dan biaya tahunan dengan menggunakan persamaan yang telah diuraikan pada pembahasan. Perlu juga perekrutan tenaga ahli atau kerja sama dengan pihak akademisi yang dapat membantu penelitian tentang upaya peningkatan profitabilitas dan efisiensi perbankan serta study kelayakan beberapa program atau produk jasa yang dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur .

DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia.2011 : Tinjauan Kebijakan Moneter, Februari 2011. Jakarta
Benu, dkk. 2007. Perancangan Model Usahatani Lahan Kering Berwawasan Lingkungan Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Eks- Pengungsi Timor Timur Di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Laporan Penelitian Hibah Bersaing XV. UNDANA. Kupang

Benu, Fredrik. 2003. Farm Productivity and Farmers’ Welfare in West Timor, Indonesia. Thesis, Curtin University of Technology, Western Australia.

Joka, Umbu.2011. PerananPT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Sebagai Lembaga Jeuangan Dalam Penyaluran Kredit Usaha Mikro Bagi Petani Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Laporan Praktek Kerja Lapangan. UNDANA. Kupang.

                     . 2011. Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Pertanian Terhadap Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Karya Tulis. UNDANA. Kupang

Mubyarto. 1993. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Soekartawi.2004. AGRIBISNIS Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press, Jakarta.
Usman, Suharyo, Soelaksono, dan Akhmadi. 2004. Keuangan Mikro untuk Masyarakat Miskin: Pengalaman Nusa Tenggara Timur. Laporan lapangan. Lembaga Penelitian SMERU. Jakarta


R