NAMA : PRISCHA J. LULAN
NIM : 0804022587
JUR./ PRODI : SOSEKTAN/ AGRIBISNIS
SEMESTER : VI (ENAM)
DOSEN WALI : DRA. S. PUDJIASTUTI, MM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2011
POHON LONTAR DAN MANFAATNYA
“Daun Lontar sebagai Atap Rumah”
Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar merupakan pohon palma (Palmae dan Arecaceae) yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan ketinggian mencapai 15-30 cm dan diameter batang sekitar 60 cm dan Batangnya seperti batang pohon kelapa atau bahkan lebih besar lagi. Perawakan batangnya lebih halus dan berwarna agak kehitam-hitaman. Daunnya besar-besar mengumpul dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Setiap helai daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm selain daunnya berbentuk seperti kipas yang bundar. Tepinya banyak mempunyai lekukan yang lancip. Daun-daun tuanya tidak segera luruh tetapi tetap melekat diujung batang, sehingga tajuk pohonnya menjadi bundar. Perbungaannya berbentuk tandan. Perbungaan jantan dan betinanya masing-masing terletak pada pohon yang berlainan.. Tangkai daun mencapai panjang 100 cm.
Buah Lontar besar, bulat, banyak bersabut, berair dan berbiji tiga bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam kecoklatan. Tiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging buah yang berwarna kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras.
Pohon Lontar dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental atau siwalan (Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal (Madura), dun tal (Saksak), jun tal (Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan tua (Timor). Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm
Pohon Lontar (Borassus flabellifer) tumbuh di daerah kering. Pohon ini dapat dijumpai di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, Pohon Siwalan tumbuh di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Pohon Lontar mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup hingga 100 tahun lebih.
Banyak manfaat yang kita dapat dari pohon lontar selain menghasilkan gula nira, dan sirup lontar, batangnya dapat dijadikan bahan bangunan dan daunya dapat dijadikan bahan untuk produk kerajinan anyaman seperti bakul, tikar, rumbia atap dan rumbia dinding. Jenis produk yang dihasilkan masih sangat sederhana dan terbatas. Produk yang selama ini dihasilkan dengan bahan baku daun lontar adalah aneka bakul sayur, bakul padi, tikar, nampan, dan rumbia atap.
Berikut ini salah satu manfaat dari daun lontar yaitu sebagai atap rumah. Dapat dilihata pada Gambar 1.
Gambar 1.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan atap rumah adalah daun lontar, lidi (yang merupakan helaian dari tulang daun lontar), kayu (sebagai rangka dalam dan penyanggah daun lontar). Peralatan yang digunakan untuk membuat produk ini adalah tali rafia, gunting, pisau, dan kapak.
Metode
Metode Tindakan diterapkan dalam pembuatan atap rumah dari bahan baku daun lontar ini adalah Pembuatan rumah dari atap daun lontar diawali dengan membentuk rangka rumah dari kayu dengan model melingkar dan kerucut keatas, memetik daun lontar yang sudah tua biasanya daun lontar tersebut berwarna hijau kekuning-kuningan sehingga lebih tahan lama dan efisiensi dalam penggunaan daun, kemudian daun tersebut disusun melingkar dari bawah sampai keatas sesuai dengan pola bentuk rumah yang telah dibentuk.
Prinsip kerja dan pembuatan atap rumah berbahan baku daun lontar ini dapat dijelaskan sebegai berikut:
1. Pembuatan (desain) model
Pelaksanaan pembuatan atap rumah dengan bahan baku daun lontar diawali dengan mendesain model bentuk rumah dengan kayu sebagai penyanggah daun lontar. Pada tahap ini, diawali dengan kayu tengah sebagai penyanggah utama. Kayu tengah tersebut memilki ukuran lebih besar dari kayu penyanggah lainnya. Kemudian kayu-kayu yang lainnya disusun melingkar dan bertingkat-tingkat. Untuk menghubungkan kayu yang satu dengan kayu yang lainnya digunakan tali raffia. Berikut ini dapat dilihat pada Gambar 2. Rangka dalam pembuatan rumah beratapkan daun lontar. (Sumber gambar diambil Dikecamatan Maulafa)
Gambar 2. Rangka kayu pembuatan rumah beratapkan daun lontar.
2. Teknik Pembuatan lidi dari helaian daun lontar
Berasal dari helai-helai daun yang dengan lebar helai yang seragam ukurannya. Setiap pasang helai daun lontar mempunyai tulang daun (satu tulang daun mempunyai dua lembar helai daun). Setelah dipisahkan dari tangkai daun (pelepah) dengan cara dipotong maka terlebih dahulu tulang-tulang daun dipisahkan dari daunnya. Helai helai daun ini kemudian dijemur kurang lebih 2 jam. dalam cuaca panas matahari normal dengan suhu sekitar 36 °C - sampai 40 °C .
Langkah selanjutnya adalah pembentukan helai-helai daun menggunakan pisau menjadi helai-helai yang mempunyai lebar yang sama. Pembentukan helai ini membutuhkan keterampilan khusus agar lebar helai daun dari ujung ke ujung yang lain tetap sama dan seragam.
3. Teknik Pengambilan dan Penyusunan Daun Lontar
Teknik Pengambilan daun lontar (Gambar 3), diawali dengan daun lontar diambil dengan dipisahkan pelepahnya. Kemudian daun diturunkan dari pohon dengan cara daun dengan diikat pada leher atau ikat pinggang. Setelah sejumlah daun diambil dari pohon lontar kemudian sampai pada tahap daun lontar diikatkan pada rangka kayu yang telah ada. Daun lontar tersebut diikatkan dengan menggunakan lidi dari helaian daun lontar (Gambar 4) yang berasal dari helaian daun tersebut.
Daun Lontar (Gambar 3) Lidi Dari Helaian Daun Lontar (Gambar 4)
Setelah daun secara keseluruhan diikat dengan lidi dari helaian daun lontar pada rangka kayu tersebut maka rumah dari daun lontar (Gambar 5) tersebut telah jadi dan siap untuk digunakan.
Rumah dari Daun Lontar (Gambar 5)
2 komentar:
kaco....gaya lebe
daerahku menjadi kunjungnmu,,,,lol
Posting Komentar