TINGKAT
PROFITABILITAS KREDIT MIKRO USAHATANI (STUDI KASUS)
PADA
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR
Oleh
:
UMBU JOKA
Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Faperta – Undana
RINGKASAN
Bagi petani
umumnya modal identik dengan pembiayaan yang sangat sulit untuk ditanggulangi,
khususnya dalam mengembangkan usahatani di pedesaan atau daerah pinggiran kota.
Akses petani terhadap sumber – sumber permodalan resmi masih sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat
profitabilitas dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani yang dilakukan
dan merancang model persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat
profitabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga
keuangan dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani.
Pengumpulan data
dilakukan dengan metode survey, data yang dikumpulkan berupa data sekunder.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Analisis
dilakukan secara deskriptif dan analisis statistik dengan model regresi secara
simultan, dengan menggunakan analisis struktural. Analisis dilakukan terhadap variable yang menentukan tingkat
profitabilitas PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variable seperti tingkat suku bunga, biaya tahunan,
pendapatan tahunan, CAR, LDR, BOPO, jumlah petani yang mengakses, jumlah kredit
mikro usahatani yang disalurkan, pertumbuhan ekonomi regional, tingkat
inflasi,DPK, dan Jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh nyata terhadap tingkat
profitabilitas kredit mikro usahatani pada
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini
merekomendasikan bahwa bagi calon
debitur maupun bagi pihak perbankan
bahwa hendaknya jangan hanya memperhatikan unsur suku bunga, inflasi dan jumlah
penghasilan dalam permintaan kredit, tetapi juga memperhatikan variabel yang
lainnya, seperti informasi yang lengkap, issuer, atau news, pertumbuhan
ekonomi kondisi persaingan, kebijakan
pemerintah dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta variabel lainnya yang
dapat memberikan dasar pertimbangan dalam penentuan penggunaan layanan perbankan.
SUMMARY
Farmers are generally facing the problem of the back of capital access especially
in rural area. Farmers accesses to source of a formal capital are limited.
The goals of the research are to know the factors - factors that affect
the level of profitability in micro credit for farmers who do and design
the model equations that can be used to determine
the level of profitability at Regional Development Bank of
East Nusa Tenggara as a financial institution in the micro business lending
to farmers.
Data
was collected through survey methods, data collected in the form of secondary data. Secondary data obtained from the institutions or
agencies associated with this research, namely PT. Regional Development Bank of East Nusa
Tenggara. Analyses were performed
using descriptive and statistical analysis with
regression models simultaneously, by using structural analysis. Analyses
were performed on variables
that determine the level of profitability at
Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.
The results of this study indicate that variables such as
interest rates, annual fees, annual income, CAR, LDR, BOPO, the number of
farmers, the number of micro-credit, regional economic growth, inflation rates,
deposits, and the number of workers have an influence real impact on the
profitability of farming in the Bank NTT. Regional Development Bank of East
Nusa Tenggara. The study recommends that the prospective borrower as well as
for the banks that should not only pay attention to elements of interest rates,
inflation and the amount of income in credit demand, but also consider other
variables, such as incomplete information, the issuer, or the news, the
economic growth of competitive conditions, government policy in the short and
long term, as well as other variables that can provide basic consideration in
determining the use of banking services.
PENDAHULUAN
Secara tidak disadari, sebenarnya
petani sudah berhitung – hitung dan sudah menerapkan prinsip ekonomi pada
usahataninya, hanya saja tidak pernah dilakukan pencatatan atau perhitungan
secara tertulis. Dalam pemilihan bibit, penggunaan pupuk, penggunaan obat –
obatan, dan juga penggunaan tenaga kerja, petani sudah menimbang mana yang
lebih baik hasilnya dan mana yang lebih murah biayanya. Tujuan akhirnya adalah
petani menginginkan biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya serendah mungkin
dan memperoleh hasil sebanyak mungkin. Biasanya dikatakan usahatani yang baik
adalah usahatani yang produktif dan efisien, artinya produktivitas usahataninya
tinggi. Produktivitas tidak lain merupakan konsepsi efisiensi usaha (fisik)
dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyakanya hasil (output) yang
diperoleh dari satuan input yang diberikan. Sementara kapasitas tanah adalah
kemampuan tanah untuk menyerap tenaga dan modal untuk memberikan hasil (Daniel,
2001).
Bagi
petani umumnya modal identik dengan pembiayaan yang sangat sulit untuk
ditanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usahatani di pedesaan atau daerah
pinggiran kota. Akses petani terhadap sumber – sumber permodalan resmi masih
sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang
dengan jaminan (seperti menggadaikan hasil panen dengan harga yang cukup rendah
dalam sistem ijon) ataupun bunga yang tinggi. Umumnya hanya petani yang
lahannya luas yang lebih mudah mendapatkan modal, sedangkan sebagian besar
petani di Indonesia umunya dan Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya, hanya
menguasai lahan sempit. Jika lahan usahatani yang dijadikan agunan untuk
mendapatkan kredit modal dari perbankan, maka hampir dapat dipastikan bahwa
sebagian besar petani tidak layak mendapat modal yang bersumber dari lembaga
keuangan resmi. Oleh karena itu modal masih menjadi salah satu faktor
penghambat dalam mengelola usahatani.
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
menunjukan keberpihakannya terhadap ekonomi masyarakat di daerah Nusa Tenggara
Timur dengan terus melakukan pendekatan-pendekatan melalui sejumlah kebijakan
dan program pendukung yang diharapkan mampu membantu masyarakat untuk
meningkatkan perekonomiannya.
Salah satu bentuk
peran aktif yang ditunjukkan adalah melalui penyaluran berbagai jenis bantuan
modal secara kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit
konsumsi. Khusus untuk kredit modal
kerja mikro bidang pertanian, terdapat beberapa hal menarik. Fakta di lapangan
menunjukkan bahwa sampai saat ini tingkat pengembalian kredit usaha pertanian
(padi, jagung) relatif rendah dengan
kata lain cenderung bermasalah dalam pengembaliannya. Bila ditelusuri lebih
mendalam faktor penyebabnya sangat beragam seperti : (1). Ketepatan waktu pembiayaan; (2) Skala
usaha ekonomi pertanian yang dikelola ; (3) Penggunaan varitas benih yang
tepat; (4) Keterbatasan ketersedian Sarana Produksi; (5) Tingginya biaya
pengolahan lahan; (6) Penanganan pasca panen, transportasi termasuk fasilitas jalan; (7) Ketersediaan
Air.
Produksi pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih
rendah dimana sebagian besar lahan masih berproduksi selama 4 (empat) bulan
dalam setahun atau hanya semusim. Hal ini disebabkan sebagian besar petani
masih fokus pada padi dan jagung (tanaman homogen) yang bergantung pada sumber air
hujan. Hal ini yang mendorong penulis untuk melihat lebih jauh tentang
tingkat profitabilitas kredit mikro usaha tani yang dikucurkan oleh PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Sehingga berbagai kemungkinan dapat
diprediksi guna meningkatkan kemampuan kreditur dalam mengambil kredit dan
meningkatkan taraf kepercayaan Bank dalam memberikan kredit usaha tani.
PERUMUSAN
MASALAH
Secara
rinci permasalahan penelitian ini dapat diajukan pertanyaan penelitian
(research questions) sebagai berikut:
(1).
Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Pertumbuhan Ekonomi dan
faktor internal seperti Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Kantor berpengaruh
terhadap perubahan laba atau tingkat profitabilitas khususnya pada kredit
usahatani yang disalurkan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
(2). Bagaimana dampak simulasi atau analisis
kebijakan dari faktor – faktor terhadap perubahan laba atau tingkat
profitabilitas khususnya pada kredit usahatani yang disalurkan oleh PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
TUJUAN
Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk:
1.
Mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam penyaluran
kredit usaha mikro bagi petani yang dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah
Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan.
2.
Merancang model
persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat profitabilitas PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan dalam
penyaluran kredit usaha mikro bagi petani
KONTRIBUSI
Penelitian
ini diharapkan berguna :
1.
Sebagai bahan
informasi bagi petani dalam memperoleh pengetahuan tentang akses modal dari
lembaga keuangan demi pengembangan
usahanya.
2.
Sebagai bahan
informasi bagi pemerintah dalam menyalurkan bantuan modal sebagai
rangsangan usaha bagi petani.
3.
Sebagai
informasi bagi pihak Bank sebagai lembaga yang mempunyai fungsi intermediasi (intermediate function) dalam memprediksi
tingkat profitabilitas untuk pengucuran kredit mikro usahatani.
4.
Sebagai bahan
referensi bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya
METODE
PENELITIAN
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah
dilaksanakan di Kantor Pusat PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
terletak di jalan W. J. Lalamentik no. 102, Kecamatan Oebobo Kupang.
Pengumpulan data dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret tahun
2012.
Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan
sample dilakukan dalam satu tahap, yaitu penetapan lokasi dilakukan dengan
metode studi kasus (case study) yaitu dipilih Kantor Pusat PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur terletak di jalan W. J. Lalamentik no.
102, Kecamatan Oebobo Kupang.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data
dilakukan dengan metode survey, data yang dikumpulkan berupa data sekunder.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Metode dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan
analisis fungsi persamaan simultan. Analisis deskriptif digunakan untuk
menjawab tujuan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat
profitabilitas dalam penyaluran kredit usaha mikro bagi petani yang dilakukan
oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan.
Sedangkan analisis dengan persamaan simlutan guna merancang model persamaan yang dapat
digunakan untuk menentukan tingkat profitabilitas, serta pengaruh keterkaitan
antara biaya dan pendapatan yang menetukan tingkat profitabilitas PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga keuangan dalam
penyaluran kredit usaha mikro bagi petani
Masalah
identifikasi dalam persamaan simultan yang mencakup dua atau lebih persamaan
adalah penting untuk menentukan jumlah variable eksogen dan variable endogen.
Dalam penelitian ini untuk menentukan Laba (profit) PT. Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur
tergantung pada pendapatan (Y) dan Biaya, dalam fungsi pendapatan jumlah biaya
yang dikeluarkan dalam hal ini Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terdapat hubungan dua arah sehingga
menyebabkan perbedaan antara variabel bebas dan terikat menjadi meragukan.
Dalam persamaan simultan ada lebih dari satu persamaan, satu untuk tiap
varibael tak bebas atau bersifat endogen atau gabungan atau bersama.
Pada situasi tertentu, hubungan sebab
akibat antar variable sering menjelaskan persamaan simultan. Jika Y ditentukan
oleh C dan C ditentukan oleh Y maka hubungan antara I dan C akan menentukan
variable dependen dan variable eksplanatoris, model demikian terdiri lebih dari
satu persamaan dan salah satu variable adal mutually atau jointly, dependent
atau endogeneous variable. Variable lain yang benar – benar non – stochastic
(deterministic/ sudah pasti) disebut exogenous
atau predetermined variables.
Dalam penelitian ini parameter
diestimasi dengan menggunakan Three -
stage least Square (3SLS) dan variable – variable instrument akan
menghasilkan estimator – estimator yang konsisten dan efisien. Anehnya, jika
kita menggunakan metode – metode alternatif ini untuk persamaan yang tidak
simultan hasil estimator – estimatornya konsisten, tetapi tidak efisien .
Three- stage least square digunakan untuk menggantikan metode Ordinary Least square (OLS) yang tidak
dapat mengestimasi suatu persamaan dalam sistem persamaan – persamaan simultan,
terutama karena adanya saling ketergantungan antara variable disturbance
(pengganggu) dengan variable – variable penjelas endogen atau adanya
pelonggaran terhadap asumsi klasik nomor tiga. Berikut model persamaan simultan
sebagai contoh (Sarwoko : 2005):
Y1t = β0 + β1Y2t
+ β2Xt + u1t
Y2t = α0 + α1Y2t
+ α2Zt + u2t
Variable baru sebagai proxy terhadap Y2t diharapkan memiliki korelasi yang
tinggi dengan Y2t tersebut
dan independent terhadap variable disturbance u1t
; dianggap tidak ada kausalitas bersama (joint
causality) antara variable instrument dengan variable endogen, sehingga
penggunaan variable instrument dapat
menghindari pelanggaran asumsi klasik nomor tiga.
Maka model persamaan simultan yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode menggunakan Three - Stage Least Square (3SLS) dan variable – variable instrument. Model persamaan struktural pendapatan yang dibangun sebagai berikut :
Y1=α1+β1 Y2+ β2 X3+ β3 X4+ β4 X5+ β5 X6 + β6 X8 + β7 X18 +u1
Di mana :
Y1
= Pendapatan
Y2 = Biaya
X3 = Tingkat suku bunga kredit mikro
usahatani
X4 = Loan to Deposit Ratio (akhir tahun)
X5 =∑ petani yang terlibat atau mengakses
kredit mikro usahatani
X6
=∑ kredit mikro usahatani
yang disalurkan
X8 =Capital Aquedancy Ratio (CAR)
X18 =
pertumbuhan ekonomi
Y2=α2+β8 Y1+ β9 X6 + β10 X12+ β11 X14 + β12 X15 + β13 X17 + u2
Di mana :
Y1
= pendapatan
X6
=∑ kredit mikro usahatani
yang disalurkan
X12 =
Tingkat inflasi
X14 =
BOPO
X15 = ∑ Dana Pihak Ketiga
X17 =
∑ tenaga kerja
Berdasarkan
hasil permodelan dengan menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2 selanjutanya
nilai / tingkat profitabilitas dengan persamaan sebagai berikut; Untuk
mendapatkan Laba atau Profit maka digunakan rumus Y3
= Y1
- Y2.
Menurut Gujarati (1999), sistem
persamaan simultan merupakan suatu himpunan persamaan di mana variabel dependen
yang terdapat dalam satu atau lebih persamaan juga dapat menjadi variabel
independen dalam persamaan lain. Solimun dan Rinaldo (2008) juga mengungkapkan
bahwa sistem persamaan simultan setara dengan analisis regresi yaitu merupakan
alat untuk prediksi, yaitu prediksi nilai variabel endogen bilamana nilai
variabel eksogen diketahui atau berubah.
Berdasarkan perhitungan maka model terdiri dari 2 variabel
endogenous dan 10 eksogenous variable sehingga keseluruhan persamaan ini dapat
diselesaikan dengan menggunakan Three
- Stage Least Square (3SLS) dan variable – variable instrument karena teridentifikasi sebagai Overidentified
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Bank Pembangunan Nusa Tenggara Timur disingkat PT Bank. NTT (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan
berdasarkan ide para sesepuh Propinsi Nusa Tenggara Timur antara lain yaitu
W.J.Lalamentik (Gubernur pertama Nusa Tenggara Timur), Frans Seda, D.Paikun dan
J.L. Indradewa. Perseroan didirikan dengan Nama PT. Bank Pembangunan Daerah
Nusa Tenggara Timur berdasarkan Akta Pendirian No.12 tanggal 18 Oktober 1961,
dibuat di hadapan Casper Melchior Keluanan Amalo, Wakil Notaris Sementara di
Kupang.PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur mulai melakukan
kegiatannya sebagai bank pada tanggal 17 Juli 1962 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan dan Bank Sentral No: BUM 9-13/II tanggal 5 Februari 1962
tentang Pemberian Izin Usaha kepada PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur, dengan kedudukan tempat usaha di Kupang Ibukota Propinsi Nusa Tenggara
Timur.
Pada tahun 1999, Perseroan menjadi salah satu Bank
Pembangunan Daerah yang masuk Program Rekapitalisasi Bank Pembangunan Daerah
karena mempunyai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) lebih kecil dari 8%
(delapan persen). Berdasarkan Perjanjian Rekapitalisasi tanggal 7 Mei 1999 yang
ditandatangani oleh dan antara Perseroan dengan Pemerintah Republik Indonesia
dan Bank Indonesia, sebagai konsekuensi dan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun
1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank-Bank Umum serta Surat Keputusan
Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia No.
53/KMK.017/1999, No/ 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan
Program Rekapitalisasi Bank Pembangunan Daerah serta Keputusan Bersama Menteri
Keuangan RI dan Gubernur Bank Indonesia No. 135/KMK.017/1999 dan No. 32/KEP/GBI
tanggal 9 April 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Pembangunan
Daerah.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami
perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa Perseroan Terbatas PTPT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
No.26 tanggal 6 Juni 2008 dibuat di hadapan Emmanuel Mali, S.H., Notaris di
Kupang, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-48098.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 5 Agustus 2008,
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0067344.AH.01.09.Tahun 2008
tanggal 5 Agustus 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.81 tanggal 7 Oktober 2008, Tambahan No.19417 juncto Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No.72 tanggal 17 Juli 2009
dibuat di hadapan Emmanuel Mali, S.H., Notaris di Kupang, telah diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU--AH.01.10-06441
tanggal 17 Maret 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.
AHU-0020042.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 17 Maret 2010 (www.bankntt.net.id).
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
4.1.Analisis
Struktural
Analisis ini dilakukan
untuk melihat hubungan dan pengaruh antar variabel baik endogenus maupun
eksogenus secara simultan. Secara keseluruhan
terdapat dua persamaan structural dan satu persamaan identitas masing –
masing persamaan structural Pendapatan (Y1), Persamaan Struktural Biaya (Y2)
dan persamaan structural Tingkat Profitabilitas (Y3). Persamaan struktural
tingkat Profitabilitas diperoleh dengan jalan mengurangkan Pendapatan dengan
biaya.
a. Pendapatan Bank
Hasil analisis 3SLS
menunujukkan bahwa terdapat 7 variabel penduga yang mempunyai pengaruh nyata
terhadap variable endogen pendapatan Bank, yaitu : biaya tahunan PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur,
tingkat suku bunga kredit usahatani, Loan
to Deposit Ratio (LDR), jumlah
petani yang mengakses kredit mikro usahatani, jumlah kredit yang disalurkan, Capital Aquedancy Ratio (CAR), dan
tingkat pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan
hasil pada tabel 2, maka dapat
dinotasikan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y1= -253474 + 0,64 Y2+ 1929,17 X3 – 588,64 X4+ 68,04 X5+ 4557,75 X6 + 12407 X8 + 0,017 X18 +u1
Variabel biaya tahunan
yang disimbolkan dalam model dengan lambang Y2 mempunyai pengaruh nyata
terhadap Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
pada taraf nyata α= 10 % dengan tingkat
kepercayaan sebesar 90% . Setiap kenaikan Rp. 1,- biaya tahunan akan menyebabkan kenaikan
pendapatan tahunan bank sebesar Rp. 640.000,- dinotasikan sedemikian karena
pada software SAS version 9.1 sebelumnya pendapatan tahunan dan biaya tahunan
telah di konfersi dalam satuan juta rupiah.
Biaya dalam hal ini sebagai bentuk pengorbanan
ekonomi dalam satuan uang yang wajib
dikeluarkan oleh pihak PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur guna
memperoleh tingkat pendapatan tertentu. Biaya dalam peneltian ini terkhusus
guna promosi berbagai produk jasa perbankan yang dapat digunakan oleh debitur
termasuk kemudahan serta beberapa bentuk ‘reward’
atau penghargaan pada para nasabah yang telah memberikan kepercayaan dengan
menggunakan jasa PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Hal seperti diatas akan
meningkatkan antusiasme dari nasabah guna memanfaatkan berbagai fasilitas PT.
Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dengan semakin bertambahnya
simpanan nasabah yang dalam penelitian ini turut dihitung dalam variabel X15
yang berdefinisi dana pihak ketiga, sehingga pihak bank dapat memaksimalkan
fungsi intermediasinya dengan mempromosikannya agar terhindar dari kondisi idle money . Selain itu biaya juga
meliputi seperti biaya penagihan bila terjadi masalah (penunggakan) dalam penyelesaian
kredit dari debitur.
Suku bunga
merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai
balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan perubahan dalam permintaan uang
(kredit).
Variabel tingkat suku bunga kredit usahatani mempunyai pengaruh nyata terhadap
Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf
nyata α= 5 % dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95% . Setiap kenaikan 1% bunga
kredit mikro usahatani akan menyebabkan
kenaikan pendapatan tahunan bank sebesar Rp. 1.929.170.000,-
Variabel yang berpengaruh secara nyata
berikutnya adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR) yaitu bertingkat kepercayaan sebesar 92% dengan taraf nyata α=
8 % , hal ini berarti setiap kenaikan 1% LDR
akan menurunkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur sebesar Rp. 558.600.000 . LDR dihitung dari perbandingan antara total
kredit dengan dana pihak ketiga.
Variable X5 jumlah
petani yang mengakses kredit mikro usahatani juga mempunyai pengaruh nyata
positif terhadap pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur pada taraf kepercayaan 95% (α=5%). Setiap penambahan 1 orang jumlah
petani (debitur) yang mengakses kredit mikro usahatani pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur akan menyebabkan kenaikan pendapatan
tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar kurang lebih
Rp. 68.040.000. Sehingga pihak Bank perlu mencari startegi promosi yang
mempermudah dan membantu dalam proses layanan penyaluran kredit, hal ini
bertujuan juga agar menjaga kestabilan dalam likuidasi sehingga standar BI
tentang LDR dapat dipenuhi. Pola
pelayanan kredit yang ideal untuk petani tanaman pangan dan sayuran adalah
sebagai berikut: 1) Lembaga pembiayaan agar menghindari persyaratan agunan
sertifikat tanah, tetapi apabila terpaksa hendaknya dapat diwakili oleh
sertifikat pengurus kelompok tani seperti pada kredit program, atau bisa juga
dibentuk lembaga penjamin kredit. 2) Bentuk kredit berupa uang tunai agar
petani dapat mengelola sendiri pinjaman sesuai dengan perkembangan kebutuhan
usaha tani. 3) Kredit bersifat jangka pendek (musiman) dan pembayaran dilakukan
setelah panen. 4) Tingkat suku bunga komersial masih bisa diakses oleh petani,
asalkan prosedur pengajuan dan perolehan kredit mudah, cepat, dan jumlahnya
sesuai dengan pengajuan. 5) Besaran plafon kredit sekitar nilai untuk biaya
pengadaan benih, pupuk, dan obat-obatan. 6) Pengajuan dan penyaluran kredit
dilakukan melalui kelompok tani dengan harapan di samping dapat menekan biaya
pengajuan dan penyaluran, juga ada kontrol atau pembinaan pengelolaan pinjaman
dan usaha yang dijalankan petani. 7) Petani menghindari jenis sanksi penyitaan
agunan sehingga sebaiknya sanksi berupa tanggung renteng seperti pada KUM atau
penundaan/ penjadwalan kembali waktu pembayaran seperti pada kredit program dan
lembaga kredit informal.
Petani sebagai
pengguna kredit (debitur) perlu mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kredit,
yaitu: 1) kredit digunakan untuk tujuan produktif, 2) membatasi meminjam kredit
pada lembaga pembiayaan yang tidak terbiasa, 3) kredit digunakan untuk usaha
yang akan memberikan penerimaan paling tinggi dalam batas risiko yang rasional,
4) membuat catatan usaha tani sehingga dapat melakukan analisis yang objektif
tentang kebutuhan kredit, 5) memperhatikan kemampuan mengembalilan kredit dari
usaha yang dijalankan, 6) memilih sumber kredit yang menyediakan kebutuhan
kredit yang paling sesuai dengan kebutuhan, dan 7) membangun kejujuran
(Richardson et al. 1982 dalam Supriatna 2009). Dan variable X6 yaitu
Jumlah kredit yang disalurkan kepada petani yang mengakses kredit mikro
usahatani juga mempunyai pengaruh nyata yang bernilai positif dengan nilai α=
6% pada tingkat kepercayaan sebesar 94% , sehingga setiap penambahan 1%,-
jumlah kredit yang disalurkan akan meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 4.557.700.000,-
Kenaikan 1 % Capital
Aquidency Ratio (X8) akan
meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
sebesar Rp. 12.407.670.000,- dengan
taraf kepercayaan sebesar 95% (α=5). Hasil penelitian ini menunjukkan hasil adanya pengaruh
positif dan signifikan antara CAR terhadap Pendapatan PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur . Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin
tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik,
sehingga pendapatan laba bank semakin meningkat. Dengan kata lain CAR
berhubungan positif dengan Pendapatan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur untuk kategori bank yang mulai go public.
Dalam pembentukan suku bunga Variable X18 atau didefinisikan
sebagai pertumbuhan ekonomi masyarakat di propinsi NTT juga berpengaruh nyata
secara positif dalam perhitungan secara simultan, hal ini ditunjukkan lewat
setiap kenaikan 1% pertumbuhan ekonomi masayarakat di provinsi NTT maka akan
meningkatkan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
sebesar. Rp.17.000,- dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%). Hal ini tidak terlepas dari kehadiran
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai BUMD (Badan Usaha MIlik
Daerah) yang pada visi dan misinya secara umum demi mendukung perekonomian di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
b.
Biaya
Bank
Hasil analisis 3SLS menunjukkan
terdapat 6 variabel penduga yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variable
endogen biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, yaitu :
pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, jumlah
kredit yang disalurkan, tingkat inflasi, Biaya Operasi terhadap Pendapatan
Operasi (BOPO), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Jumlah Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil pada tabel 2, maka dapat
disusun persamaan sebagai berikut :
Y2=-94043,4 + 0,65 Y1 +122,04 X6 + 278,53 X12 + 136,19 X14 – 0,005 X15 + 11,9 X17 + u2
Variabel Inflasi (X12) adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga artinya tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling
mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Sehingga dalam hasil perhitungan secara simultan inflasi berpengaruh secara
positif terhadap Biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur,
yaitu setiap kenaikan 1% inflasi akan meningkatkan biaya tahunan PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 278.500.000,- . Hal ini disebabkan karena pihak PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur sebagai kreditur
akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman.
Inflasi juga menyebabkan orang
enggan untuk menabung
karena nilai mata
uang semakin menurun. Memang,
tabungan menghasilkan bunga,
namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun.
Variable pendapatan tahunan mempunyai pengaruh nyata yang positif
terhadap biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada
taraf kepercayaan sebesar 99% (α=1%) , hal ini disebabkan oleh seperti yang terdapat pada
persamaan pertama Y1 di atas bahwa setiap kenaikan Rp. 1,- pendapatan akan
mengakibatkan ikutan kenaikan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur sebesar Rp. 650.000.
Variabel kedua yaitu X6 atau
didefinisikan sebagai jumlah kredit yang disalurkan juga turut menentukan jumlah biaya tahunan
yang harus dikeluarkan atau ditanggung oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur, variable ini mempunyai pengaruh positif terhadap biaya tahunan
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur pada taraf nyata α= 5% pada
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa setiap
kenaikan 1% jumlah kredit yang
disalurkan akan membutuhkan biaya sebesar Rp.122.046.300,-.
Variabel
Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) yang dilambangkan dengan X14
dari hasil perhitungan uji secara simultan menunjukkan nilai positif bertaraf
kepercayaan sebesar 95% (α=5%) terhadap biaya tahunan PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur hal ini berarti bahwa setiap kenaikn 1% BOPO PT.
Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur akan meningkatkan biaya tahunan PT.
Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar Rp.136.100.000,-. Upaya
yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja bank adalah
dengan menekan biaya operasi (BOPO) melalui program efisiensi.
Variabel
X15 yang didefinisikan sebagai dana pihak ketiga yang dimaksud yaitu antara
lain giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antarbank).
Karena semakin banyak dana yang
disalurkan ke pinjaman dan semakin rendah dana idle money (kelebihan likuiditas) atau tertahan di bank maka makin
tinggi pendapatan bunga bank dan semakin tinggi laba bank. Sehingga pihak Bank membutuhkan terobosan dan
biaya seperti promosi guna memperkenalkan produk – produk kredit yang dapat
diakses oleh debitur guna menghindari kondisi idle money. Berdasarkan perhitungan secara simultan pada taraf
nyata α=10% dengan tingkat kepercayaan sebesar 90%, setiap pertambahan DPK
sebesar 1% maka akan menurunkan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur sebesar Rp. 556,-.
Variable
terakhir X17 yang berdefinisi jumlah tenaga kerja tetap PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur mempunyai nilai positif terhadap Biaya tahunan PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur berdasarkan hasil perhitungan secara simultan dengan
taraf kepercayaan 99% (α=1%) jadi bila terjadi penambahan tenaga kerja sebanyak
1 orang maka biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur akan
naik sebesar Rp. 11.900.000,-. Dapat dijelaskan bahwa kenaikan biaya tersebut
disebabkan oleh pertambahan pengeluaran demi mencapai efisiensi operasional
Bank seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya tentang BOPO, penambahan
jumlah tenaga kerja akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pada biaya
operasional tetapi dengan bertambahnya tenaga kerja dengan tingkat
produktivitas yang sesuai harapan maka dapat meningkatkan juga pendapatan
operasional seperti kualitas pelayanan
yang makin baik.
Simulasi
Kebijakan
Pada bagian ini akan menjelaskan
beberapa pendekatan kebijakan berdasarkan uraian – uraian di atas yang dapat
diambil dari hasil penelitian ini ialah dengan menerapkan beberapa scenario
simulasi kebijakan guna mengetahui; (1) bagaimana meningkatkan pendapatan tahunan
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, (2) bagaimana menekan biaya
tahunan , dan (3) bagaimana meningkatkan pemberian kredit mikro usahatani bagi
petani.
Pada
simulasi kebijakan ini, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau
reaksi pendapatan dan biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur terhadap perubahan beberapa variable exogenous. Secara sederhana kalimat
tersebut dapat dirumuskan:
= .
Atau
secara dapat disederhanakan dalam penelitian ini dY/dX merupakan parameter hasil pengujian secara simultan dari
masing – masing variable atau disimbolkan dengan β, sedangkan x dan y merupakan nilai rata – rata dari masing – masing variable
exogenous dan endogenous yang akan dihitung elastisitasnya.
(1)
Meningkatkan Pendapatan Tahunan PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
Berbagai langkah guna
meningkatkan pendapatan tahunan Bank dapat dilakukan, seperti dengan menurunkan
suku bunga berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan rumus elastisitas di atas mendapatkan nilai
elastisitas tingkat suku bunga terhadap pendapatan tahunan sebesar 109.5 hal
ini mendukung juga yang terdapat dalam analisis strukutrural bahwa kenaikan 1%
tingkat suku bungan akan menaikan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur sebesar 1.929, 170 %, tetapi bila langkah ini dirasa
cukup beresiko dengan berbagai pertimbangan maka perlu dipertimbangkan tentang
tingkat pertumbuhan ekonomi. Hasil perhitungan tingkat elastisitas variable
pertumbuhan ekonomi terhadap pendapatan tahunan bernilai 374.79.
Selain meningkatkan suku bunga,
guna meningkatkan pendapatan tahunan dapat dilakukan dengan perluasan atau
ekspansi penyaluran kredit kepada petani yang akan mengakses kredit,
berdasarkan hasil perhitungan elastisitas maka diperoleh tingkat elastisitas
antara pendapatan tahunan dengan jumlah petani yang mengakses kredit mikro
usahatani sebesar 42,38. Senada dengan penjelasan sebelumnya dengan memperluas
jangkauan debitur yang akan mengakses maka penambahan jumlah kredit mikro
usahatani yang disalurkan juga menjadi langkah baik seiring dengan meningkatnya
jumlah debitur, pada perhitungan elastisitas antara jumlah kredit yang
disalurkan dengan pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur diperoleh nilai elastisitas sebesar 4.557,75. Hal ini dapat menjadi
solusi karena pendapatan terbesar Bank masih didominasi oleh pendapatan dari
bunga kredit, jadi upaya ekspansi merupakan langkah yang baik selain guna
mengendalikan kondisi likuiditas bank agar LDR tetap berada pada kisaran normal
sesuai standar Bank Indonesia (78% - 100%).
(2)
Menekan biaya
Selain
meningkatkan pendapatan, menekan biaya juga menjadi langkah bijak yang perlu
diambil. Penekanan dapat diambil adalah dengan meningkatkan efisiensi. Semakin besar rasio BOPO, kian rendah tingkat
efisiensinya. Perbankan Indonesia masih dibebani oleh biaya operasional tinggi
yang berpengaruh terhadap suku bunga pinjaman, sehingga fungsi intermediasinya
terbatas. Sulit bagi pelaku usaha mengembangkan usahanya jika masih terbebani
oleh bunga kredit yang mahal karena inefisiensi yang masih terjadi di perbankan
nasional selama ini. Upaya menekan BOPO yang sederhana adalah dengan menekan
biaya dana (cost of fund) sehingga bunga kredit berpeluang turun. Hasil perhitungan elastistas antara biaya tahunan dengan rasio BOPO
memperoleh hasil sebesar 30,24.
Sejalan
dengan itu, rencana aksi peningkatan efisiensi operasional juga harus
disiapkan. Salah satunya adalah meninjau struktur organisasi bank yang
kebanyakan terdiri dari karyawan di unit-unit pendukung atau unit-unit non
bisnis. Kisaran komposisi karyawan di unit-unit
non bisnis adalah 60% berbanding 40% karyawan di unit-unit bisnis. Komposisi
yang seperti ini harus segera diubah sehingga makin banyak karyawan di
unit-unit bisnis untuk mengejar profit, bukan sebagai sumber biaya (cost
centre). Berdasarkan hasil perhitungan tingkat elastisitas,
antara jumlah pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dengan
biaya tahunan memiliki nilai elastisitas sebesar 33,65. Penggunaan
teknologi informasi juga menjadi penting untuk menekan BOPO. Bank harus
proaktif mendorong nasabahnya menggunakan electronic channels untuk melayani
kebutuhan nasabah, seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM), internet banking dan
mobile banking. Penggunaan saluran elektronik dapat menekan biaya operasional
karena mengurangi penggunaan tenaga manusia.
Penggunaan
sarana pendukung seperti kendaraan operasional, listrik, air conditioner (AC)
di ruangan kerja dan alat tulis kantor (ATK) juga bisa dihemat. Perilaku dan
sikap kerja yang efisien dan hemat harus dibudayakan di kalangan perbankan agar
membantu penurunan BOPO. permodalan,
dan fungsi intermediasinya.
(3)
Meningkatkan kredit bagi petani
Pelaksanaan pinjaman kredit untuk
petani
tanaman pangan di samping
mempertimbangkan
model ideal, juga diperlukan tindakan
lanjutan berupa pendampingan
dalam penggunaan kredit maupun pembinaan usaha
yang dijalankan petani.
Dengan demikian tingkat pengembalian kredit
(repayment capacity) usahanya
meningkat sesuai harapan
Kemitraan antara petani sebagai
contoh yang sedang berlangsung di Desa Oebola dengan PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk
mendesiminasikan hasil Litbang pertanian. Kemitraan dengan PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur ini diprakarsai oleh suatu kolaborasi Penelitian
Antara BPTP NTT, BALITKABI Malang, UNDANA dan FORUM INDUSTRI KACANG HIJAU
Propinsi NTT yang terfokus pada Komoditas Kacang Hijau.
Kemitraan dengan PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur di Desa Oebola Kecamatan Fatuleu
Kabupaten Kupang merupakan gerakan memasyarakatkan teknologi dan
mengembangkannya dalam skala ekonomi sebagai upaya mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan petani.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan pada tulisan ini dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Perkembangan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur terus
menunjukan keberpihakannya terhadap ekonomi masyarakat di daerah Nusa Tenggara
Timur dengan terus melakukan pendekatan-pendekatan lewat sejumlah kebijakan dan
program pendukung yang diharapkan mampu membantu masyarakat untuk meningkatkan
perekonomiannya
2.
Berdasarkan
hasil analisis struktural maka diperoleh model guna meramalkan tingkat
profitabilitas kredit mikro usahatani sebagai berikut :
Y1= -253474 + 0,64 Y2+
1929,17 X3 – 588,64 X4+
68,04 X5+ 4557,75 X6 + 12407 X8 +0,017 X18
+u1
Y2=-94043,4 + 0,65 Y1 +122,04
X6 + 278,53 X12 +
136,19 X14 – 0,005 X15 + 11,9 X17 + u2
3.
Berdasarkan
nilai R square sebesar 0,99. Hal ini berarti 99 % persen pendapatan dipengaruhi oleh ketujuh variabel eksogenous yaitu biaya
tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, tingkat suku bunga kredit usahatani, Loan to Deposit Ratio (LDR), jumlah petani yang mengakses kredit mikro
usahatani, jumlah kredit yang disalurkan, Capital
Aquedancy Ratio (CAR), dan tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi NTT.
Sedangkan sisanya 1 persen dipengaruhi oleh sebab-sebab lain di luar model.
4.
Hasil analisis
3SLS menunjukkan terdapat 6 variabel penduga yang mempunyai pengaruh nyata
terhadap variable endogen biaya tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur, yaitu : pendapatan tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur, jumlah kredit yang disalurkan, tingkat inflasi, Biaya Operasi
terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), dana pihak ketiga (DPK), dan Jumlah Tenaga
Kerja. Demikian pula dilihat sign yang dihasilkan untuk setiap parameter
pendugaan. Kecuali Variabel X12 yang didefinisikan sebagai tingkat inflasi,
lima variabel lainnya memberikan sign sesuai dengan harapan teoritis
Saran
Berdasarkan
hasil temuan penelitian dapat disarankan bagi calon debitur maupun bagi pihak perbankan bahwa hendaknya
jangan hanya memperhatikan unsur suku bunga, inflasi dan jumlah penghasilan
dalam permintaan kredit, tetapi juga memperhatikan variabel yang lainnya,
seperti informasi yang lengkap, issuer, atau news, pertumbuhan ekonomi kondisi persaingan, kebijakan pemerintah
dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta variabel lainnya yang dapat
memberikan dasar pertimbangan dalam penentuan penggunaan layanan perbankan.
Seperti
pada simulasi kebijakan tentang penekanan biaya, agar mampu
bersaing menghadapi bank-bank kompetitor lainnya, PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur perlu terus
didorong meningkatkan efisiensi, permodalan, dan fungsi intermediasinya.
Pengefisienan bias dilakukan seperti penggunakan fasilitas elektronik bagi
nasabah guna mengurangi penggunaan tenga manusia yang lebih bias dimaksimalkan
pada unit – unit usaha bisnis guna mengejar laba (profit centre).
Bagi
pihak internal perbankan dapat menentukan tingkat pendapaan tahunan dan biaya
tahunan dengan menggunakan persamaan yang telah diuraikan pada pembahasan.
Perlu juga perekrutan tenaga ahli atau kerja sama dengan pihak akademisi yang
dapat membantu penelitian tentang upaya peningkatan profitabilitas dan
efisiensi perbankan serta study kelayakan beberapa program atau produk jasa
yang dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
.
DAFTAR PUSTAKA
Bank
Indonesia.2011 : Tinjauan
Kebijakan Moneter, Februari 2011. Jakarta
Benu,
dkk. 2007. Perancangan Model Usahatani
Lahan Kering Berwawasan Lingkungan Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Eks-
Pengungsi Timor Timur Di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Laporan Penelitian Hibah Bersaing XV. UNDANA. Kupang
Benu,
Fredrik. 2003. Farm Productivity and
Farmers’ Welfare in West Timor, Indonesia. Thesis, Curtin University of
Technology, Western Australia.
Joka,
Umbu.2011. PerananPT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur Sebagai Lembaga Jeuangan Dalam Penyaluran Kredit
Usaha Mikro Bagi Petani Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Laporan Praktek
Kerja Lapangan. UNDANA. Kupang.
. 2011. Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Pertanian Terhadap Peningkatan
Nilai Tambah Produk Pertanian Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Karya Tulis.
UNDANA. Kupang
Mubyarto. 1993. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Soekartawi.2004. AGRIBISNIS Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press, Jakarta.
Usman,
Suharyo, Soelaksono, dan Akhmadi. 2004. Keuangan Mikro untuk Masyarakat Miskin: Pengalaman Nusa Tenggara Timur.
Laporan lapangan. Lembaga Penelitian SMERU. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar